Kabel fiber optik atau kabel serat optik mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1960-an. Tapi penyedia layanan komputer di Indonesia baru mulai menggunakannya di tahun 1990-an saat internet mulai masuk. Saat itu banyak negara mulai saling terhubung dengan adanya jaringan internet.
Untuk mendukung koneksi seluruh daerah di Indonesia, pemerintah merancang pemasangan kabel serat optik bernama Palapa Ring pada tahun 2005. Namun, proyek pemasangan kabel sepanjang 36.000 kilometer itu sempat terhenti dan baru kembali dimulai tahun 2015.
Saat ini, ada banyak sekali perusahaan penyedia layanan IT development di Indonesia yang menggunakan kabel serat optik. Jika Anda tertarik mengaplikasikannya untuk kebutuhan bisnis Anda, ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui. Simak panduan dalam memilih kabel fiber optik berikut ini!
Ketahui Jenis Kabel Serat Optik yang Tersedia
Jika dilihat dari komponennya, kabel serat optik terdiri dari 5 bagian. Mulai dari core, jacket, cladding, coating dan strengthening. Jenis kabel fiber optic ada 2 yakni:
- Kabel Single Mode. Kabel ini memiliki ukuran yang sangat kecil yakni sekitar 9 mikrometer saja. Karena itu, kabel single mode memungkinkan satu mode cahaya untuk tersebar. Efeknya, pantulan yang terbentuk saat melewati inti akan berkurang. Atenuasi juga akan turun dan sinyal mampu bergerak lebih cepat.
- Kabel Multi-mode. Kabel multi-mode punya kemampuan memancarkan lebih dari satu cahaya. Ukurannya juga lebih besar sehingga bandwidth-nya juga lebih kecil. Begitu juga dengan jangkauannya. Kabel ini lebih dulu muncul dan digunakan secara besar-besaran dalam bidang telekomunikasi. Selain harganya yang murah, proses pemasangannya juga lebih cepat dibanding kabel single mode.
Sebelum memastikan pemasangan, pastikan Anda berkonsultasi kepada penyedia layanan mengenai jenis kabel seperti apa yang dibutuhkan. Selain bujet, pertimbangan terkait kecepatan, jarak dan bandwidth juga perlu diperhatikan dengan baik agar hasilnya tidak mengecewakan.
Pilih Material Jacket dengan Kualitas Terbaik
Seperti kulit yang melindungi tubuh, bagian jacket kabel fiber optik harus dipilih dengan saksama. Pasalnya ini menentukan masa pakai kabel itu sendiri. Jika kualitas materialnya jelek, kabel akan mudah rusak dan koneksi bisa terganggu.
Ada beberapa jenis material jacket yang bisa Anda temukan di pasaran. Pertama ONFR atau Optical Fiber Non-Conductive Riser yang merupakan pelindung standar. Bahan jacket ini tidak mengandung logam sehingga tidak akan terganggu oleh aliran listrik.
Jenis jacket kedua adalah OFNP atau plenum. Pelapis ini dibuat dengan bahan khusus yang tahan api dan panas. Biasanya penggunaan kabel dengan jacket plenum adalah untuk ruang server, data center atau aplikasi jarak jauh (misalnya Low Smoke Zero Halogen).
Jangan Salah Pilih Konektor
Jika Anda menggunakan kabel berbahan tembaga baik kabel Cat 5, 5E atau 6, pastikan konektor yang digunakan adalah RJ-45. Lain halnya dengan kabel serat optik yang memiliki 4 pilihan konektor.
Anda bisa memilih kabel plug LC (yang paling banyak dipakai), plug SC (berukuran dua kali lipat dari LC), kabel plug ST dan terakhir kabel plug MTRJ. Kabel plug MRTR konsep pemasangannya tidak jauh berbeda dengan RJ-45.
Kabel serat optik memang menjadi pilihan banyak perusahaan besar untuk membangun jaringan komputer mereka. Selain tidak terpengaruh oleh adanya medan magnet, penggunaan kabel serat optik lebih minim risiko. Insiden korsleting atau kebakaran bisa dicegah dengan penggunaan kabel fiber ini.
Selain itu, kabel serat bisa membawa data yang besar dalam waktu cepat. Sistem yang terbaru bahkan bisa menyampaikan data dengan kecepatan Gigahertz. Ini tentu akan menguntungkan bagi bisnis yang hendak menggunakannya.
Bingung memilih kabel fiber optik apa yang sesuai untuk bisnis Anda? Hubungi PT. NPS Pemuda Berdikarisma. Sebagai penyedia layanan fiber optic di Indonesia, kami siap membantu Anda membangun jaringan berkualitas terbaik.