Dalam jaringan fiber optik, terdapat dua jenis kabel yaitu kabel single mode dan kabel multimode. Kabel optik multimode memiliki ukuran inti berkisar antara 50-100 mikrometer, jauh lebih besar dari kabel single mode. Ukuran besar ini dapat mengakomodasi transmisi sinyal optik dengan bandwidth lebih besar dibandingkan dengan kabel single mode.
Perusahaan penyedia layanan fiber optik di Indonesia biasanya akan menawarkan beberapa pilihan kabel multimode sesuai dengan kebutuhan jaringan Anda. Namun, apa saja perbedaan dari kabel-kabel multimode yang ditawarkan?
Jenis-jenis Kabel Multimode
Mengacu kepada standar ISO 11801, kabel optik multimode dikategorikan berdasarkan modal bandwidth atau satuan transmisi sinyal dalam jarak tertentu. Jenis kabel diberi kode OM sebagai singkatan dari optical multi-mode, diikuti oleh angka 1 sampai 5. Namun, penyedia layanan fiber optik di Indonesia umumnya belum menawarkan jaringan berbasis kabel OM5.
Pelabelan kabel optik multimode juga menerangkan ukuran inti dan kelongsong dalam kabel optik. Sebagai contoh, kabel berlabel memiliki diameter inti sebesar 62,5 mikrometer dengan diameter kelongsong 125 mikrometer.
OM1
Kabel serat optik 62.5/125 μm (OM1) adalah salah satu jenis kabel serat optik yang paling banyak diaplikasikan pada jaringan pengguna. Kabel ini memiliki modal bandwidth minimum di angka 200 MHz·km pada 850 nm. Kabel OM1 mendukung konektivitas Ethernet (10 Mbps) hingga gigabit Ethernet (1 Gbps) dan memiliki ukuran yang ideal untuk pemancar sinyal optik berbasis LED.
OM2
Pada dasarnya, kabel 50/125 μm (OM2) adalah versi pembaruan dari OM1 dengan dukungan konektivitas dan pemancar yang sama. Namun, modal bandwidth OM2 berada di angka 500 MHz·km pada 850 nm.
OM3
Secara ukuran, kabel OM3 atau LOMMF (Laser Optimized Multi-mode Fiber) memiliki diameter inti dan kelongsong yang sama dengan OM2, yaitu kabel 50/125 μm. Modal bandwidth minimum dari kabel OM3 berada di angka 2000 MHz·km pada 850 nm. Meskipun memiliki ukuran yang sama dengan OM2, kabel OM3 dioptimalkan untuk penggunaan transmisi sinar laser.
Dalam instalasi jejaring berkecepatan tinggi, kabel OM3 digunakan karena angka modal bandwidth yang tinggi sanggup menangani konektivitas 10 Gigabit Ethernet hingga 300-400 meter.
OM4
Kabel 50/125 μm (OM4) bisa dibilang merupakan versi pembaruan dari OM3 dengan modal bandwidth lebih tinggi di angka 4700 MHz·km pada 850 nm. Selain itu, kabel OM4 digunakan untuk konektivitas kecepatan tinggi meskipun dalam jarak yang lebih pendek, yaitu 40 Gbps dan 100 Gbps pada sambungan 125 meter.
Mana yang Cocok untuk Anda?
Setelah mempelajari perbedaan jenis kabel yang digunakan dalam jaringan fiber optik, Anda tinggal memilih jenis kabel yang sesuai dengan kebutuhan jaringan Anda. Namun, perlu diperhatikan pula spesifikasi akhir dari jaringan yang ingin Anda pasang. Hal ini dikarenakan beberapa kabel dibuat atau dioptimalkan untuk jenis sinyal tertentu.
Sebagai contoh, kabel OM1 dan OM2 cocok digunakan untuk jaringan dengan pemancar berbasis lampu LED, tapi tidak optimal untuk jaringan berbasis sinar laser. Begitu pula sebaliknya, kabel OM3 dan OM4 dapat berfungsi secara optimal dalam ekosistem berbasis sinar laser, namun tidak pada jaringan berbasis lampu LED.
Selain itu, jika Anda menginginkan konektivitas lebih dari 10 Gigabit Ethernet, Anda tidak bisa menggunakan kabel OM1 dan OM2. Akan tetapi, meskipun OM1 dan OM2 dapat digunakan dalam jaringan 10 Gigabit Ethernet menggunakan port 10GBASE-LRM, Anda membutuhkan tambahan modul antarmuka EFP+.
Jika Anda masih ragu belum yakin dengan jenis kabel optik yang sesuai, Anda dapat berkonsultasi dengan penyedia layanan fiber optik di Indonesia yang terpercaya seperti NPS Pemuda Berdikarisma. Sebagai penyedia Layanan IT dengan dukungan service point di 15 kota besar Indonesia, NPS Pemuda Berdikarisma siap membantu Anda menghadirkan solusi untuk segala permasalahan IT pada perusahaan Anda.