DevOps vs Platform Engineering Apa Perbedaannya

DevOps vs Platform Engineering: Apa Perbedaannya?

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak modern, istilah DevOps dan Platform Engineering sering kali digunakan secara bergantian. Namun, meskipun keduanya memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengembangan, pendekatan, fokus, dan peran masing-masing sangat berbeda. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan utama antara keduanya, bagaimana mereka saling melengkapi, serta kapan sebuah organisasi harus memilih salah satu atau keduanya.

Apa itu DevOps?

DevOps adalah pendekatan kolaboratif yang menggabungkan tim pengembangan (development) dan operasional (operations) untuk mempercepat pengembangan aplikasi, meningkatkan kualitas perangkat lunak, dan mengotomatiskan proses pengiriman. Konsep utama DevOps meliputi:

  1. Integrasi Berkelanjutan (CI/CD): Otomatisasi pipeline pengembangan untuk pengiriman lebih cepat.
  2. Kolaborasi: Menghilangkan silo antara pengembang dan tim operasional.
  3. Monitoring dan Feedback: Penggunaan alat seperti Prometheus, Grafana, atau Datadog untuk memantau performa sistem secara real-time.
  4. Otomasi Infrastruktur: Menerapkan pendekatan seperti Infrastructure as Code (IaC) menggunakan alat seperti Terraform atau Ansible.

Kelebihan DevOps:

  • Mempercepat waktu pengiriman aplikasi (time-to-market).
  • Meningkatkan komunikasi antar tim.
  • Mengurangi risiko kesalahan manual melalui otomatisasi.

Kekurangan DevOps:

  • Tidak selalu memiliki fokus pada standarisasi platform.
  • Rentan terhadap masalah kompleksitas pada skala besar.

Apa itu Platform Engineering?

Platform Engineering adalah praktik membangun dan mengelola platform internal yang dirancang untuk mendukung kebutuhan pengembang dalam organisasi. Fokusnya adalah menyediakan alat, proses, dan infrastruktur yang distandarisasi, sehingga pengembang dapat bekerja lebih produktif.

Fokus Utama Platform Engineering:

  1. Developer Experience (DX): Meningkatkan pengalaman pengembang dengan menyediakan platform yang mudah digunakan.
  2. Standarisasi: Membuat alat dan proses yang konsisten di seluruh tim.
  3. Self-Service Infrastructure: Memberikan kebebasan kepada pengembang untuk mengelola infrastruktur tanpa bergantung sepenuhnya pada tim operasional.

Kelebihan Platform Engineering:

  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengembang.
  • Mengurangi beban operasional melalui self-service.
  • Memberikan skala yang lebih baik untuk organisasi besar.

Kekurangan Platform Engineering:

  • Membutuhkan investasi awal yang besar untuk membangun platform internal.
  • Rentan terhadap over-engineering jika tidak dirancang dengan baik.

Perbedaan Utama DevOps dan Platform Engineering

AspekDevOpsPlatform Engineering
Fokus UtamaKolaborasi dan otomatisasi proses pengembangan.Membangun platform internal untuk mendukung pengembang.
PendekatanBerbasis praktik dan budaya kolaboratif.Berbasis produk (platform) dengan pendekatan terstandarisasi.
Pengguna AkhirTim pengembang dan operasional.Pengembang sebagai pengguna utama platform.
OtomasiOtomasi pipeline CI/CD dan infrastruktur.Otomasi proses melalui self-service di platform.
Skala OrganisasiCocok untuk organisasi kecil hingga besar.Ideal untuk organisasi dengan skala besar atau kompleks.

Kapan Memilih DevOps atau Platform Engineering?

  • DevOps:
    Cocok untuk organisasi yang ingin mempercepat pengembangan aplikasi dengan budaya kolaboratif dan otomatisasi. DevOps sangat baik diterapkan pada tahap awal transformasi digital.
  • Platform Engineering:
    Ideal untuk organisasi besar yang memiliki banyak tim pengembang. Platform Engineering membantu mengurangi fragmentasi infrastruktur dan meningkatkan pengalaman pengembang.

Organisasi yang sudah matang dalam penerapan DevOps biasanya mengadopsi Platform Engineering sebagai langkah selanjutnya untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Studi Kasus: Implementasi DevOps dan Platform Engineering

Kasus 1: Startup Teknologi

Sebuah startup menggunakan DevOps untuk mempercepat pengembangan dan pengiriman aplikasi mereka. Dengan pipeline CI/CD otomatis dan kolaborasi erat antara tim pengembang dan operasional, mereka berhasil memotong waktu pengiriman aplikasi hingga 40%.

Kasus 2: Perusahaan Enterprise

Perusahaan besar dengan ratusan pengembang memutuskan untuk membangun platform internal melalui Platform Engineering. Dengan platform yang memungkinkan self-service, mereka mengurangi waktu pengaturan infrastruktur hingga 60%, sekaligus meningkatkan kepuasan pengembang.

FAQ

1. Apakah DevOps dan Platform Engineering saling menggantikan?
Tidak. Keduanya saling melengkapi. DevOps adalah pendekatan budaya dan praktik, sementara Platform Engineering berfokus pada membangun platform internal untuk mendukung pengembang.

2. Apa alat yang sering digunakan dalam DevOps dan Platform Engineering?

  • DevOps: Jenkins, Docker, Kubernetes, Terraform.
  • Platform Engineering: Backstage, HashiCorp Consul, Pulumi.

3. Apakah Platform Engineering cocok untuk semua organisasi?
Tidak. Platform Engineering lebih cocok untuk organisasi dengan skala besar atau kompleks, yang memiliki banyak pengembang dan memerlukan standarisasi proses.

DevOps dan Platform Engineering adalah dua konsep yang penting dalam dunia pengembangan modern. Sementara DevOps menekankan budaya kolaborasi dan otomatisasi, Platform Engineering lebih berfokus pada membangun platform internal untuk mendukung pengembang. Dengan memahami perbedaan ini, organisasi dapat menentukan pendekatan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan bagaimana keduanya dapat digunakan bersama untuk mencapai efisiensi operasional yang optimal.

Data Center Service, Design & Engineering Expert