Sebelum membeli UPS, Anda sebaiknya memahami berbagai istilah populer terkait perangkat ini. Selain memudahkan penggunaan, Anda juga bisa berkomunikasi dengan lebih lancar saat menghubungi PT. NPS Pemuda Berdikarisama Sebagai Authorized Service Partner Liebert Vertiv Emerson. Dua istilah yang mungkin sering Anda dengar adalah “kVA” dan “power factor”.
Kedua istilah ini terkait dengan kinerja UPS, tetapi banyak orang yang masih mengelirukannya. Apa perbedaan mereka? Bagaimana Anda bisa “membaca” perbedaan tersebut agar lebih memahami kondisi perangkat UPS? Berikut panduan ringkasnya.
KVA dan Informasi Kapasitas UPS
UPS merupakan sumber daya sementara yang berfungsi menjaga agar perangkat tidak langsung mati ketika aliran listrik terputus, misalnya karena mati lampu mendadak. UPS memiliki sumber energi serta sirkuit untuk memasok daya sementara ke perangkat sampai Anda mematikannya secara manual atau menyambungkannya dengan generator. Berbagai produk UPS memiliki kapasitas beragam tergantung model serta harganya.
Bagaimana cara mengetahui kapasitas UPS agar sesuai dengan kebutuhan Anda? Setiap produk biasanya ditandai dengan kVA, singkatan dari kilo-volt ampere. Satuan ini merupakan “hitungan” standar terkait kapasitas perbedaan tegangan yang bisa disalurkan UPS tersebut. Misalnya, jika suatu produk UPS mencantumkan 1 kVA di spesifikasinya, itu berarti sirkuitnya bisa menyalurkan 1.000-volt-ampere perbedaan tegangan.
Produk UPS juga memiliki batas toleransi kapasitas perbedaan tegangan, dan ini sering tercantum pada deskripsi produk di situs resmi atau toko yang menjualnya. Sebagai ilustrasi, UPS merek Vertiv Liebert ITA2 mencantumkan 5 kVA – 30 kVA pada deskripsi produknya. Hal ini berarti UPS tersebut mampu menyalurkan 5.000 hingga 30.000-volt-ampere perbedaan tegangan.
Teorinya, jika menggunakan satuan watt, UPS dengan deskripsi 1 kVA harusnya bisa menanggung daya sebesar 1.000 watt. Akan tetapi, perhitungan ini ternyata tidak terlalu berfungsi dalam penggunaan nyata. Hal ini karena ada elemen yang disebut “power factor”, sesuatu yang berkaitan dengan kinerja sesungguhnya dari setiap unit UPS.
Beda KVA dan Power Factor
Power factor (pf) adalah istilah untuk poin yang mencerminkan kemampuan sesungguhnya dari suatu produk UPS dalam penggunaan daya ketika dihubungkan dengan perkakas lainnya. Tidak seperti rumus baku di atas, power factor tidak selalu mencerminkan kapasitas penuh seperti yang tercantum pada deskripsi produk. Hal ini karena ada berbagai faktor yang mempengaruhi kapasitas daya UPS.
Ketika Anda menghubungkan UPS dengan perangkat lain, baik di rumah maupun kantor, ada daya yang tersedot oleh kerja sirkuit serta komponen lainnya, terutama ketika UPS tersebut mulai bekerja ketika aliran listrik PLN terputus. Poin power factor menggambarkan kapasitas sebenarnya dari UPS tersebut terkait cara kerjanya.
Misalnya, jika UPS berlabel 1 kVA memiliki poin power factor 0,9, itu berarti unit tersebut hanya memiliki kapasitas daya sekitar 900 watt. Jika UPS berlabel 1 kVA memiliki poin 0,8 atau 0,7, unit tersebut berkapasitas daya 800 atau 700 watt, begitu seterusnya.
Power Factor dan Pemilihan UPS
Mengapa Anda harus mengetahui beda kVA dan power factor?
Hal ini ternyata terkait dengan pemilihan kapasitas UPS yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika Anda hanya berpatokan pada angka kVA saat membeli UPS, Anda berisiko membuatnya bekerja lebih keras dari kemampuan sebenarnya. Hal ini bisa berujung pada korslet, kerusakan permanen, atau kerja yang kurang maksimal dari unit tersebut.
Ketika UPS 1 kVA memiliki poin pf sebesar 0.9, Anda harus memastikan bahwa UPS tersebut beroperasi dengan daya maksimal 900 watt atau kurang. Jika lebih dari itu, unit UPS akan mengakibatkan korslet dan kerusakan karena UPS tidak bisa menanggung luapan daya di luar kerja sirkuit, baterai, dan komponen lainnya. Anda juga harus berpatokan pada poin pf dan bukan label kVA ketika melakukan kalkulasi kebutuhan.
Sebaliknya, jika UPS tersebut beroperasi dengan daya kurang dari 900 watt (misalnya hanya 450 hingga 500 watt), Anda bisa menjaga unit UPS tetap awet. Hal ini menjaga kondisi baterai serta sirkuit unit UPS agar tidak cepat rusak dan bahkan memberi waktu runtime lebih lama ketika listrik mati.
Misalnya, UPS 1 kVA yang beroperasi pada daya 900 watt mungkin punya runtime baterai 10 menit. Akan tetapi, jika Anda menjaga penggunaan daya di angka 450 menit, misalnya, Anda mungkin mendapat runtime sekitar 20 hingga 25 menit. Hal ini memberi lebih banyak waktu untuk mematikan semua perangkat secara manual atau menyalakan generator.
Cara Menjaga UPS Tetap Awet
Setelah mengetahui beda kVA dan power factor, Anda bisa menggunakan berbagai cara untuk menjaga UPS tetap awet. Inilah beberapa hal mudah untuk Anda coba:
1. Sediakan “Ruang Bernapas” untuk UPS
Punya UPS 1 kVA dengan poin pf 0,9? Anda mungkin bisa mengoperasikannya dengan daya pas 900 watt, tetapi ini akan memaksa unit bekerja keras setiap saat. Sediakan “ruang bernapas” sebanyak sekitar 20 persen untuk mengantisipasi masalah teknis atau lonjakan tegangan mendadak.
Misalnya, jika kapasitas maksimum daya UPS adalah 900 watt, Anda bisa menyambungkannya dengan perangkat yang hanya membutuhkan daya 500 hingga 700 watt, misalnya. Sisanya untuk mengantisipasi jika ada fluktuasi tegangan yang mungkin menuntut UPS bekerja lebih keras.
2. Pilih KVA Besar
Pemilik bisnis atau perusahaan mungkin membutuhkan UPS dengan kVA lebih besar dari kebutuhan. Misalnya, jika Anda menggunakan perangkat berkapasitas daya 900 watt, UPS berlabel 1 kVA akan bekerja pada level 100 persen saat listrik mati. Sebaliknya, UPS 2 kVA hanya bekerja pada level 50 persen, sehingga lebih awet. Hal ini penting jika Anda sangat bergantung pada UPS atau beroperasi di area yang sering mati lampu.
3. Pilih UPS untuk Kebutuhan Spesifik
UPS berkualitas seperti merek Vertiv memiliki rekomendasi penggunaan khusus untuk setiap produk di situs resminya. Misalnya, Vertiv Liebert PSA itON cocok untuk lembaga pendidikan, institusi keuangan, toko, dan kantor pemerintah., sedangkan GXT5 cocok untuk pusat data.
UPS juga akan lebih awet jika Anda menggunakan jasa pemeliharaan yang spesifik menangani merek tertentu, misalnya jasa Pemeliharaan UPS Liebert Vertiv Emerson dari PT. NPS Pemuda Berdikarisama Sebagai Authorized Service Partner Liebert Vertiv Emerson. Hal ini karena setiap merek UPS memiliki spesifikasi dan fitur unik, termasuk yang menentukan poin pf serta hitungan kVA unit tersebut.
Kesimpulan
Setiap unit UPS memiliki keterangan terkait kVA serta power factor. Jika kVA merujuk pada kemampuannya untuk mengantisipasi perbedaan tegangan, power factor menunjukkan kapasitas sesungguhnya dari unit tersebut, yang biasanya lebih rendah dari angka kVA yang tercantum. Hal ini menuntut pengguna untuk menyambungkan unit UPS dengan perangkat berdaya lebih rendah dari perhitungan poin pf.
Mengetahui perbedaan kVA dan power factor akan membantu Anda memahami UPS dengan lebih baik. Anda juga bisa mengetahui cara menjaga unit UPS agar tidak mudah rusak walau sering digunakan. Jangan lupa menggunakan jasa perbaikan UPS Liebert Vertiv Emerson dari PT. NPS Pemuda Berdikarisama Sebagai Authorized Service Partner Liebert Vertiv Emerson jika UPS mengalami kerusakan agar unit tersebut tahan lama.